Rabu, 02 Maret 2011

Pekerjaan yang tidak menguntungkan.

Picture; From Gettyimages.
*
*
Seorang pengusaha luar biasa sibuk mengurusi berbagai
bisnis dan relasinya hampir tidak punya waktu untuk
berkumpul bersama keluarganya.
Pagi, siang, malam, ia sibuk dengan usahanya,
bahkan, katanya, 30 jam seharipun, tidak cukup bagi
dia untuk meyelesaikan pekerjaan yang tak habis habisnya.
Karena tekanan pekerjaan, ia juga sering marah marah,
stress yang tidak habis habisnya.
Suatu hari, ia jatuh sakit.
Dokter dokter tidak bisa menemukan apa penyakitnya yang kian hari
kian bertambah parah.
Bosan bolak balik ke semua rumah sakit, ke dokter dokter,
ia mengunjungi seorang tabib tua dikotanya.
Setelah konsultasi, tabib tua itu menyarankan agar ia,
melakukan suatu pekerjaan yang sama sekali tidak
mendatangkan keuntungan bagi dirinya, dan
pekerjaan itu tidak boleh menghasilkan, melainkan
mengeluarkan uang.
.
Mula mula ia tidak percaya.
Tapi, karena bosan dengan penyakitnya yang tak
kunjung sembuh, ia pikir, tidak ada salahnya mencoba.
Ia pun memutuskan, akan mengurusi anjing anjing liar
yang banyak berkeliaran di kotanya.
Ia merawat anjing anjing itu, mengurusi bulu mereka
yang penuh luka dan kudisan.
Mulanya ia merasa jijik, tapi ia mengeraskan hatinya
karena ingin sembuh.
Beberapa bulan berlalu,
seiring membaiknya luka dan kudis anjing2 liar tersebut,
ia pun merasa bertambah sehat.
Ia pun bisa banyak berkumpul dengan keluarganya
dan merasa, betapa berharganya keluarganya baginya,
dan betapa ia telah menyia nyiakan mereka selama ini.
Penyakitnya sembuh, hubungan dengan keluarganya,
dan teman temannya sangat baik,
Ia merasa,
betapa bahagia hidupnya sekarang.
.
We make a living by what we get,
But we make a life by what we give.
(Sir Winston Churchill)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar