Rabu, 30 Maret 2011

Cukup.

Picture; From Gettyimages.

*

*

'Ketika saya berusia 50 tahun, saya putuskan untuk

pensiun dini' Kata Umi. 'Meskipun, saat itu, kantor masih membutuhkan saya,....Anak anak sudah pada

lulus, dan bekerja, jadi saya tidak usah membiayai

mereka lagi, saya ingin menikmati ketenangan,

beribadah , tanpa meng ingat ingat pekerjaan,'

'Sebenarnya masih banyak yang menawarkan saya

pekerjaan dengan bayaran yang mahal, tapi,

saya pikir, cukup lah sampai disini saja,...

bukannya saya tidak butuh uangnya, tapi,

saya pikir, saya bisa berhemat, saya bisa kembali

hidup sederhana ,.... apa susahnya,.. tokh dulu

saya pernah hidup sederhana....'

"Apa umi tidak kepingin membelikan anak anak

rumah, mobil, atau tour ke luar negeri?"

'Saya berusaha tidak banyak ingin,..hidup seperlunya

saja, biarlah anak anak meraih keberuntungannya

masing masing, tidak usah saya sediakan,

dengan demikian mereka bisa menghargai proses

mendapatkan keberuntungan mereka......'

"Saya dengar, umi dapat pesangon yang cukup lumayan,

apa tidak terpikir investasi di tanah atau rumah? 'kan

sayang kalau disimpan saja, kena inflasi,...."

'Kalau 20 tahun lalu, pastilah saya investasikan

di tanah atau rumah, tapi,... pada umur saya sekarang,

tidak usahlah, cukup asal bisa hidup sederhana saja....

tidak usah serakah.....'

"Tapi umi,... usia 50 tahun masih bisa produktif,...

banyak orang yang masih bekerja sampai usia

diatas 60 an bahkan 70 an tidak mau pensiun juga...."

'Ya,.. biarlah, tiap orang punya pendiriannya sendiri,

tapi, umi merasa harus tahu kapan berhenti,

dan bilang pada diri sendiri, cukup.'

.

Half of the art of life,

is knowing when to stop.

.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar