Rabu, 30 Maret 2011

Belajar sedikit demi sedikit.

Picture; From Gettyimages.

*

*

Sabar. Bisa menerima. Rendah hati. Berani.

Tidak cemas. Memaafkan. dan lain lain hal positif yang

sering dianjurkan, semua lebih mudah diucapkan ketika

menasihati orang lain, daripada ketika harus dilakukan sendiri.

Seperti juga anak kecil yang belajar berjalan,

banyak jatuh bangunnya, barulah lancar berjalan sendiri.

Seperti juga waktu dibangku sekolah belajar

matematika, banyak latihannya, setelah beberapa

tahun baru lancar menambah kurang, kali , bagi, dll.

Seperti juga ketika belajar bahasa inggris, setiap kali menghapalkan

kosa kata baru, latihan ber cakap cakap, lama kelamaan,

barulah agak lancar berbahasa inggris,..

Semua perlu waktu dan latihan ,

sedikit demi sedikit.

Demikian pula yang sedang belajar kesabaran, yang sedang

belajar menjadi berani, yang belajar bisa menerima apa

adanya, yang sedang belajar memaafkan, entah memaafkan

orang lain, memaafkan diri sendir, ataupun

memaafkan keadaan,

Semua perlu waktu untuk belajar sedikit demi sedikit,

hari demi hari,

kadang jatuh, gagal,

kadang juga berhasil.

Tidak ada yang bisa tiba tiba sabar, atau tiba tiba

memaafkan , apalagi rendah hati,.. semua perlu

waktu, kadang seumur hidup juga belum tentu bisa.

Latihannya adalah masalah yang timbul setiap hari,

sedikit demi sedikit, kita dibimbing masalah

untuk menjadi lebih sabar, lebih berani,dll.

Jika kita mau mengakui, bahwa kita masih dalam

tahap belajar, kemungkinan bisanya lebih cepat.

Tapi, bagi yang merasa tidak ada yang salah pada dirinya,

atau merasa dirinya sudah lebih baik dari orang lain,

bisa dipastikan, masalah yang sama akan datang

terus menerus dengan baju yang berbeda.

Seperti kata Rumi, dalam 'The Guest House', semua

yang terjadi, membawa pesan dari Semesta.

Atau, Semua orang orang yang menyakitkan hati kita,

membuat hidup kita susah, adalah guru sejati,

yang dikirim semesta kepada kita.

Begitu kita mengakui, bahwa memang kita tidak sabar,

tidak berani, selalu cemas, tinggi hati, dll,

maka penolakan dari dalam diri hilang,

dan kita siap belajar.

Begitu kita tetap keras kepala tidak mau mengakui,

maka persoalan akan terasa berat sekali.

Rendahkan hati untuk mengakui,

dan mulai belajar sedikit demi sedikit.

Dengan demikian, kita meringankan

beban hati kita sendiri.

.

He who blame it on others,

still has a long way to go,

He who blame it on himself,

is halfway there,

He who blame no one,

has arrived.

.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar