Senin, 14 Maret 2011

Musibah.

Picture; From Art.com.
*
*
Kita menyebut suatu kejadian sebagai musibah apabila
kita merasa dirugikan, merasa takut, dan berusaha
menghindari bila mendengarnya.
Padahal, sebuah musibah bagi si A, bisa menjadi
ladang rejeki bagi si B.
Misalnya saja, si A yang kehilangan mobil nya, maka
peristiwa itu menjadi lahan rejeki bagi si B
yang menjual mobil .
Atau, bisa jadi si A meninggal, maka, bisa jadi lahan
rejeki bagi si B yang menyediakan jasa pemakaman.
.
Sadar bahwa semua yang ada pada kita, harta, benda,
keluarga, bahkan nyawa, adalah titipan semata, membuat
kita lebih seimbang dalam menghadapi musibah.
Kerendahan hati diperlukan untuk mengakui bahwa
semua yang kita dapatkan bukan hasil kerja kita semata,
melainkan kita cuma
diberi hak pakai sementara oleh Yang Memberi.
Selayaknya kita juga bersyukur diberi hak pakai
sementara itu.
Rasa syukur akan memperpanjang waktu bahagia.
.
Musibah yang terjadi pada kita memberi kesempatan-
baru untuk menata ulang langkah hidup kita.
Musibah yang terjadi pada orang lain,
memberi kita kesempatan untuk memberi, memberi
perhatian, pertolongan, mendoakan, orang lain.
.
Musibah juga memberi pesan, supaya kita selalu ingat,
betapa kecilnya kita,
betapa tidak berdayanya kita,
dihadapan Semesta.
betapa kita sangat tergantung
belas kasih Semesta.
.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar