Senin, 14 November 2011

Oriental Red.



"If you find a path with no obstacles,




it probably doesn't go anywhere."


Sabtu, 12 November 2011

Velvet.


"The Obstacles

Is

The Path."


(Zen)

Jumat, 11 November 2011

Don't beleive anything......


"Don't believe anything simply because you've heard it,


Don't believe anything simply because it is spoken-

and rumoured by many,


Don't beleive anything simply because it is written-

found in your religious book,


Don't believe anything merely on the authority -

of your teachers and elders,


Don't beleive in traditions because-

they have been handed for many generations,


But after obeservations and analysis,

When you find that agrees with reason,

and conducive to the good,

and benefit of one and all,

then beleive it,

and live up to it.


(Budhha 563-483 BC)




Lo mucho que te quiero,



Believe me when I say how much I love you,

Believe me when I say how much I care,

Forgive me, give me peace of mind,

All I need is time, to prove my lve for you.


Qui siera que supieres vida mia,

Li mucho que te quiero te adoro,

Tu vivas en mi pensamiento y ahora me,

Arrepiento si yo te hice llorar.


Selasa, 08 November 2011

All things must pass,...


All things must pass,


All things must pass away,


All things must pass,


None of life's strings can last,


So I must be on my way,


And face another day.


(George Harrison)

Jumat, 04 November 2011

What Is Silence?


We used to think that silence is the absence of noise.

But what do you hear when there is no noise?

You may hear sounds that you never pay attention before.

Sounds of the rustling leaves,

sound of the wind,

sound of water,

or sound of your heart beat,

sound of your breath,

or the sound of the universe,

Aum....


Silence itself cannot be perceived,

You are the silence,

silence of the heart.


(Prajnaparamita)

Rabu, 02 November 2011

People come to our life for a reason.


People come to our life for a reason,

for a season,

or for a lifetime,


When they come to our life for a reason,

it is to assist us through a difficult time,

to guide and support us,

emotionally, spiritually, or phisically,

They are in your life to meet a need,

Then they just end the realtionship,

sometimes by saying good bye,

sometimes they just walked away,

sometimes they died,

By then we must know, the need has been met.


When they come to our life for a season,

It is because it is our time to share,

to grow,

or to learn,

They may give us an experience of peace,

or make us laugh,

or teach something we never have done before,

They usually gave us an ammount of joy.


When they come for a lifetime,

they teach us lifetime lessons,

Things we must build upon,

to have strong emotional foundation,

It is a kind of lessons we HAVE to accept,

Love the person anyway,

and use what we have learned,

in all our relationships and areas,

in our lives.


(anonymous)

Selasa, 01 November 2011

Endure.



"I will love the light

For it shows me the way,


Yet,

I will endure the darkness,

For it shows me the stars."


(OG Mandino)

Minggu, 30 Oktober 2011

Makna sebuah titipan.


Seringkali aku berkata,

Ketika orang memuji miliku,

bahwa

Sesungguhnya ini cuma titipan,

Bahwa mobilku hanya titipan Allah,

Bahwa rumahku hanya titipanNYA,

Bahwa hartaku hanya titipanNYA,

Bahwa putraku hanya titipanNYA,

Tetapi,

Mengapa aku tak pernah bertanya,

Mengapa DIA menitipkan padaku?

Untuk apa DIA menitipkan ini padaku?

Dan kalau bukan milikku,

Apa yang harus kulakukan untuk milikNYA ini?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan miliku?

Mengapa hatiku terasa berat

ketika titipan itu diminta kembali olehNYA?

Ketika diminta kembali,

Kusebut itu sebagai musibah,

kusebut sebagai ujian,

kusebut sebagai petaka,

Kusebut dengan panggilan apa saja

untuk melukiskan itu adalah

derita.


Ketika aku berdoa,

kuminta titipan yang cocok dengan nafsuku,

aku ingin lebih banyak harta,

lebih banyak mobil,

lebih banyak popularitas,

dan kutolak sakit,

kutolak kemiskinan,

Seolah semua derita adalah hukuman bagiku,

seolah keadilan dan kasihNYA harus berjalan seperti matematika,

aku rajin beribadah,

maka selayaknya derita menjauh dariku,

dan nikmat dunia kerap menghampiriku,

kuperlakukan DIA seolah mitra dagang,

Dan bukan kekasih,

kuminta DIA membalas perlakuan baikku,

dan menolak keputusanNYA yang tak sesuai dengan keinginanku.

Gusti,......

Padahal tiap hari kuucapkan,

hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah kepadaMU.


Ketika langit dan bumi bersatu dalam diri,

bencana dan keberuntungan

sama saja.


(WS Rendra)




Sabtu, 29 Oktober 2011

Painting.



Painting can also be a mindfulness training.

Research shows that mindfulness can;

improve brain ability to process information,

Reduced brain related problems in old age,

Strengthen our immune system,

Lift up our mood,

And, reduced stress.


"A painting is a poem without words."

(Horace)

Kamis, 27 Oktober 2011

Letting Go Of Thoughts.





The mind remains undetermined in the great void,


Here the highest knowledge is unbounded,


That which gives things their thusness cannot be delimited by things,


So when we speak of 'limits',


We remain confined to the limited things,


The limit of the unlimited is called fullness,


The limitlessness of the limited is called 'emptiness',


TAO is the source of both,


But it is itself


Neither fullness,


Nor emptiness.




(Chuang Tzu)





Selasa, 25 Oktober 2011

Rumah.



Setiap kali saya merasa tidak puas dengan keadaan rumah saya, saya selalu ingat cerita ini;


Sebutlah namanya badu. Badu datang kepada seorang guru untuk mengeluhkan keadaan rumahnya, ' Tolong guru,... rumah saya benar benar kacau, istri dan 4 anak yang ribut setiap saat, belum lagi ada mertua yang rewel, ipar ipar yang menjengkelkan,... semua benar benar membuat rumah saya yang sudah kecil,

semakin tidak nyaman....'

Guru berkata kepada badu, "Carilah lima ekor kambing bandot yang besar besar, lalu, masukanlah kelima limanya kedalam rumahmu, lalu, tutup pintu rumahmu, dan jangan keluar rumah selama lima hari..."

Badu heran akan perintah sang guru, namun karena percaya pada sang guru, badu melaksanakan juga perintahnya.

Selama lima hari didalam rumah, badu dan seluruh keluarga besarnya benar benar sengsara . Kalima kambing bandot itu baunya luar biasa, suaranya yang ribut mengembik memekakan telinga, belum lagi kotorannya mengotori seluruh ruangan. Badu tidak sabar untuk mengusir kelima kambing bandot itu keluar rumahnya, tapi ia menunggu sampai hari kelima, seperti perintah sang guru kepadanya.

Pada hari kelima, badu bergegas mengeluarkan kelima kambing bandot itu dari dalam rumahnya, dan membersihkan seluruh rumah bersama sama keluarganya.

Ketika sang guru bertanya kepadanya, "bagaimana keadaan rumahmu sekarang?'

Badu menjawab, ' Benar benar nyaman!'




Senin, 24 Oktober 2011

Face it!

Picture From; Gettyimages.



"Whatever you have in your mind,

Forget it,


Whatever you have in your hands,

Give it,


Whatever is to be your fate,

Face it! "


(Sa'id Abu, Essential Sufism)

Sabtu, 22 Oktober 2011

What is mindfulness?


What is mindfulness?


Mindfulness is all about


Paying attention


on purpose


In the present moment


without making judgement.


(Jon Kabatt-Zin)




Kamis, 20 Oktober 2011

Being relax with the moment.



"Pain is not a punishment,


Pleasure is not a reward."



(Pema Chodron, Being relax with the moment)

Peace is every step.


Suka cita memang indah

Tapi, derita yang membuatnya demikian,

Teman memang sahabatnya canda

Tapi bukankah musuh adalah guru kebijakan-

yang dikirim tangan tangan kehidupan?

Sukses memang menyenangkan

Namun, bukankah gagal yang membuatnya tidak hambar?


(Gede Prama, Peace is every step)

Cerita lama.

Picture from; Artspace artanuk.


Ini adalah cerita lama yang saya suka.


Sebuah desa terendam banjir. Para penduduk desa bertengger diatas atap rumah mereka ber hari hari menunggu pertolongan datang.Rakit rakit kecil datang silih berganti mengungsikan penduduk desa sedikit demi sedikit. Lama kelamaan desa makin kosong. Tapi pak badu masih saja duduk diatap rumahnya. Sebuah perahu kecil dengan beberapa penumpang lewat, menawarkan pertolongan, tapi pak badu menolak, katanya, 'saya menunggu pertolongan Tuhan'.

Setelah beberapa jam lewat lagi sebuah perahu yang agak besar pengangkut barang menawarkan pertolongan kepada pak badu yang masih sabar duduk diatap rumahnya. Lagi lagi pak badu menolak halus, katanya, ' saya masih sabar menunggu pertolongan Tuhan'.

Menjelang sore, sebuah helikopter lewat, dan melihat masih ada pak badu yang tersisa di areal banjir, mereka menurunkan tali, menyuruh pak badu naik. Tapi pak badu menolak, katanya, masih menunggu pertolongan Tuhan.

Hari menjelang malam, suasana gelap dan sepi, tinggalah pak badu seorang diri diatap rumahnya,.... sekarang pak badu sudah tidak sabar lagi, dan berseru kelangit,......'Ya Tuhan, hambamu sudah begitu lama menanti, tapi mana pertolonganMU?'

Suaranya larut bersama angin malam. Pak badu putus asa,.... tiba tiba terdengar suara,...." Badu,... bukankah aku sudah mengirim dua kapal dan satu helikopter......?"


"Life isn't what we want, but what we have."

Senin, 17 Oktober 2011

Inner Happiness.

Picture from; Willowtree.




"Why allow other people




to control your inner

happiness?"




(Ajahn Brahm)


The Doorway To Freedom.

Picture from; Wikimedia



* Get used to the feeling of falling.


*If we learn to open our hearts, anyone, include the people

who drives us crazy, can be our teacher.


*The truth you believe and cling, make you unavailable

to hear anything new.


*As we practice, we begin to know the difference

between our fantasy and reality.


*Nothing ever goes away, untill it has taught us

what we need to know.


Compassion starts with making friends

with ourselves,

particulary, our poisons.


(Pema Chodron)




Sabtu, 15 Oktober 2011

Who you are.



"Tension is who you think you should be.


Relaxation is who you are."



(Chinese proverb)

Appreciate Blessings.



"As you have peace,

eveywhere is good."




The path.

Picture From; Wikimedia.



"The obstacles

is

the path."

Jumat, 14 Oktober 2011

Calmness.

Picture From; Gettyimages.


"Calm in quietude is not real calm.

When you can be calm in the midst of activity,
This is the true state of nature.

Happiness in comfort is not real happiness,

When you can be happy in the midst of hardship,

Then you can see the true potential of the mind."


(Huancu Daoren)

Think - Feel.


For every meal you take, should think it's not easy to get.

Do appreciate blessings.


Dalam setiap butir nasi, ada keringat petani, ada matahari, ada awan,

ada air, tanah dan pupuk. Ada energi kendaraan untuk membawa nasi sampai ketempat kita. ada api untuk memasak nya dll dll.


Being able to live one day in peace,

is a blessing.


Kadang kita mengharapkan berkat yang 'besar', padahal,

setiap hari dengan damai dihati adalah berkat yang besar.

Karena damai dihati, tidak mudah didapat,

pikiran kita penuh dengan macam macam hal.

Damai dihati adalah pikiran yang tenang.

Kamis, 13 Oktober 2011

Chuang Tzu's Butterfly,...


Once I dreamed I was a butterfly

Suddenly I awoke

And there I was

I don't know wheather it was I dreaming that

I was a butterfly

Or the butterfly dreaming

That it was me.


Between the butterfly and me

There must be some distinction.


This is called the transformation

of things.


(Chuang Tzu)

Selasa, 11 Oktober 2011

Kenapa berteriak jika marah?

Picture from; Gettyimages.


"Mengapa kita berteriak ketika kita marah?" Tanya sang guru kepada murid muridnya. 'O, itu karena kita emosi, sehingga kita berteriak,' jawab seorang muridnya.

"Tetapi, jika orang itu berada disebelah kita, kenapa juga kita mesti berteriak? Bukankah bisa kita katakan dengan halus?"

Para murid memberikan macam macam jawaban, tetapi selalu saja ada sanggahan dari murid lainnya. Akhirnya sang guru berkata;

"Kita berteriak karena hati kita terasa jauh, makin jauh hati kita, makin kencang teriakannya,... coba lihat ketika muda mudi jatuh cinta,... mereka saling berbisik bisik dan tersenyum, Kadang kadang malahan mereka tidak saling berbicara, cuma saling berpandangan saja,....itulah kalau hati terasa dekat...."

Sabtu, 08 Oktober 2011

Learning Tao.



To be introduce to Tao

Means to pause

To take adeep breath.


Tao is never about destination

It's experiencing the journey itself

Learning Tao is learning to embrace the heart

The path to understanding the Tao is,

accepting yourself.




Kamis, 06 Oktober 2011

I'm going to be happy today!

Picture from; Motivationposters.


Apakah kebahagiaan itu? Dicari cari oleh semua orang, banyak yang merasa mendapatkannya, tapi sedikit yang bisa mempertahankannya.

Buat saya, kebahagiaan adalah sesuatu yang harus diusahakan, tidak datang dengan sendirinya. Kalau hari hari saya terasa 'moody' and 'blue', saya katakan kepada diri saya sendiri, 'mantra' kata kata oleh Ella Wheeler Wilcox ini;


"I'm going to be happy today,

I'm going to be happy today,

No matter what may come my way,

Though the skies may be cloudy and grey,

I'm going to be happy today!


Setelah diucapkan beberapa kali,... hari terasa lebih ringan dan hati terasa lebih lapang.

I'm going to be happy today!!!!

Senin, 03 Oktober 2011

Waktu bersama.

Picture from; americangifts.com


Seseorang bercerita kepadaku; "Sejak saya kecil, saya selalu melewatkan tiap akhir minggu bersama ayah di kamar kerjanya. Ayah saya mengkoleksi uang logam 5 sen dari jaman dulu,.. herannya, ia cuma mengkoleksi yang 5 sen saja, bukan yang lain. Tiap hari sabtu ia mengajak saya masuk kekamar kerjanya dan menyuruh saya memoles kepingan uang logam tersebut sampai mengkilat. Selama saya memoles kepingan 5 sen tersebut, ayah duduk diam sambil membaca koran atau buku. Suasana sangat hening, diam,tidak ada yang berbicara,......cuma kadang kadang saja ayah mengomentari,... 'masih ada yang kotor tuh disebelah bawahnya...' lalu saya mengulangi lagi hasil polesan saya .


Mula mula, saya bangga disuruh memoles koleksi nya, maklum anak kecil, ...... tapi setelah bertahun tahun berlalu dan saya mulai beranjak besar, saya mulai bosan dan benci pekerjaan tersebut. Tapi saya diam saja, saya tetap memoles dengan hati kesal dan marah.... sampai suatu ketika, saya tidak tahan lagi dan saya berontak,...saya bilang tidak mau memoles lagi,... ayah tidak terima dan marah,...kami ribut besar,....dan kami tidak saling bicara beberapa bulan sesudahnya.


Setelah itu, saya tidak pernah lagi memoles kepingan logam 5 sen apapun. Saya lihat, tiap akhir pekan ayah duduk sendirian dikamar kerjanya dan memoles sendiri tiap kepingan uang logam 5 sen koleksinya. Saya diam saja dan berlalu.

Tigapuluh tahun sesudahnya, saya telah pindah kekota lain dan berkeluarga, satu saat ayah sakit parah. Saya datang menjenguknya. Saya masuk kekamarnya dan duduk diam saja disamping tempat tidurnya. Ayah terbangun, dan tersenyum melihat saya datang.

Saya juga tersenyum, lalu, memperkirakan bahwa waktu ayah tidak bakalan lama lagi, saya bertanya,....mengapa waktu dulu ayah selalu menyuruh saya memoles kepingan uang logam 5 sen koleksinya?

Ayah menjawab pelan,.....cuma supaya kita punya waktu bersama sama,...."

Jumat, 30 September 2011

Energi makanan.


Diri kita terbentuk dari apa yang kita makan. You are what you eat.

Asupan makanan menentukan diri kita. Kebanyakan makanan berlemak dan manis, biasanya menyebabkan kelebihan berat badan.

Bukan hanya bentuk tubuh kita yang tergantung pada asupan makanan kita, melainkan juga bentuk emosi . Tiap makanan yang masuk membawa energinya sendiri. Masakan yang dimasak dirumah, dipersiapkan dengan perhatian dan kasih sayang , tentu membawa energi yang sama. Energinya beda dengan masakan yang dipersiapkan untuk dijual.

Sayuran membawa energi lebih lembut dari daging2an. Sapi yang dipotong membawa energi takut dan marah ketika tahu akan dipotong.

Ayam yang dipelihara secara massal, frustasi karena kandangnya kecil dan berhimpitan, tidak bisa duduk apalagi berbaring. Ayam ayam disuruh bertelur sebanyak banyaknya dengan menyalakan dan mematikan lampu kandang, sehingga ayam mengira hari sudah berganti, dan harus bertelur lagi. karena frustrasi ayam ayam saling marah dan saling menyerang. Kemudian paruh ayam dipotong supaya tidak bisa saling melukai. Bayangkan energi apa yang dibawa ayam potong jika kita makan? Masih lebih bagus ayam kampung yang bebas berkeliaran. Paling tidak, ayam kampung tidak dipenuhi frustrasi.

Yang lebih baik, adalah memperbanyak asupan sayur, buah , kacang kacangan dan ikan ikanan, karena makanan jenis ini membawa energi yang netral, bebas dari rasa marah, benci, takut dan frustrasi.

Selain lebih sehat, juga mengurangi energi negatif yang masuk kedalam diri.


Rabu, 28 September 2011

When the shoe fits,



When The shoe fits

The foot is forgotten

When the belt fits


The belly is forgotten


When the heart is right


"For" and "against" are forgotten.


No drives, no compultions


No needs no attractions


Then your affairs


Are under control


You are a free man.


Chuang Tzu.





Shoe.





"It is not the road ahead that wears you out,


It is the grain of sand in your shoe."

Tao.



"In the pursuit of learning


every day something is acquired.


In the pursuit of Tao


everyday something is dropped."


Try Poetry,

Picture from; Chinesepainting.com


I read this somewhere;

"Television only passes the time

good fiction passes time a little better

great fiction will take you to another place,

yes, there are times that kind of travel is essential,

but poetry will take you inside yourself,

it will gives you back a piece of your soul.

So, try read poetry instead,

Like this one,....


The road not taken.

By Robert Frost.


Two roads diverged into a yellow wood,

And sorry, I could not travel both,

And be one traveller, long I stood,

And looked down one as long as I could,

To where it bend in the undergrowth;

Then took the other just as fair,

And having perhaps the better claim,

Because it was grassy and wanted wear,

Though as that the passing there,

Had worn them really about the same,

And both that morning equally lay,

It leaves no step had trodden black,

Oh, I kept the first for another day!

Yet knowing how way leads on to way,

I doubted if I should ever come back,

I shall be telling this with a sigh,

Somewhere ages and ages hence,

Two roads diverged into a wood and I-

took the one less travelled by,

And that has made all the difference.



Selasa, 27 September 2011

Keseimbangan.

Picture from; Gettyimages.


Setiap hari kita dihadapkan pada persoalan baru, yang suka atau tidak suka, harus kita hadapi, urai,jalani, dan selesaikan. Begitu satu soal selesai, ada ada saja persoalan lain.

Semua persoalan, semua kesulitan, sakit yang harus kita jalani, adalah cara Semesta untuk menyampaikan pesan, bahwa ada sesuatu yang tidak seimbang dalam hidup, diri, emosi,perilaku, ataupun hati kita.

Menangkap pesan Semesta mungkin agak sulit. Membuat keadaan seimbang mungkin lebih mudah dijalankan.

Seseorang yang sakit (misalnya, flu) diberikan obat A, dan cocok. Seseorang lain, dengan sakit yang sama boleh jadi tidak cocok dengan obat A, tetapi cocok dengan obat B. Begitulah, meskipun mengidap penyakit yang sama, tapi obatnya berlainan,karena tiap orang tidak ada yang sama.

Tiap orang punya keseimbangan yang beda. keseimbangan dalam hal kesehatan badan, emosi, perasaan, perilaku, hati, dll dll.

Dan, keseimbangan hari ini, bisa berubah esok hari. Pada pokoknya, persoalan, adalah masalah keseimbangan. Balance.

Jika beban berat dikiri, maka harus agak kekanan supaya tidak jatuh. Jika beban dibelakang, maka harus agak membungkukan badan supaya tidak jatuh kebelakang. Begitulah seterusnya.

Sakit menandakan bahwa ada yang tidak seimbang dalam tubuh kita. Tidak seimbang itu bisa karena makanan, minuman, terlalu lelah,atau bahkan kurang aktivitas. Sakit bisa juga karena emosi, stress, sedih, dll. Semua saling terhubung. Sesuatu yang mempengaruhi tubuh berakibat pada perasaan, atau sebaliknya.

Obat yang kita minum cuma memperbaiki sebagian kecil saja dari keseluruhan penyakit. Ada masalah yang lebih besar dibelakang tiap sakit. Keseimbangan.

Maka dari itu, banyak sakit yang kambuhan atau sering berulang.

Demikian juga dengan persoalan dan kesulitan hidup. Semua membawa pesan bahwa ada yang tidak seimbang.Dan selama kita membiarkan saja, persoalan yang sama kan datang dan datang lagi dalam paket yang beda. Sampai kita bisa mengerti pesan yang dibawa, sampai kita berhasil menyeimbangkan diri.

Senin, 26 September 2011

At home in muddy water.

Picture from; Chinesepaintings.com


Chen sering bilang kepada saya; "aku ingin pulang kampung, rindu suasana tentram dikampung, rindu sunyi dan suara angin nya, tapi,...kampungku jauh sekali, aku takut, kalau pulang, aku tidak akan kembali kesini lagi,...." Katanya tersenyum, matanya menerawang jauh melewati batas langit, entah apa yang dilihatnya.

"Aku bosan hiruk pikuk kota besar, suaranya gaduh, udaranya panas, orang orangnya tidak ramah, dan gampang marah,hati terasa sempit seperti jalan jalan yang macet, dikampung hatiku terasa lapang melihat hamparan rumput hijau, sungai mengalir,.... tapi,......" Chen mengela napas panjang, dan melanjutkan seperti bicara kepada dirinya sendiri,

"Bukankah kita seharusnya merasa nyaman dimana saja kita berada? at home in muddy water? seperti teratai? Bukankah suasana kota besar ini seperti muddy water? air keruh dan berlumpur? lihat saja , semua serba hitam pekat dan kotor, termasuk hati dan perilaku, lalu , kalau aku bilang at home in muddy water, kenapa aku merindukan air jernih dikampung? " Tanya chen kepadaku. aku tidak menjawab, karena kupikir, sebenarnya, chen bertanya kepada dirinya sendiri. Dan benar saja, ia melanjutkan dan menjawab pertanyaannya sendiri,

"Selama aku masih merindukan kampung, selama aku masih merindukan sesuatu yang lain, aku belum at home, berarti, masih banyak yang harus kubenahi didalam diriku sendiri, lihat kota besar ini, macam macam berita setiap hari kita ijinkan masuk kedalam rumah kita, berita teroris, berita perkosaan, politisi yang ribut berebut kata kata, jalanan yang macet, udara yang kotor dan berdebu, bukankah ini semua adalah muddy water? Satu waktu nanti, jika aku sudah bisa merasa nyaman didalam muddy water ini, tahulah aku, I am home!" Chen menundukkan kepalanya dan berlalu tanpa perlu komentar atau jawabanku lagi.

Sabtu, 24 September 2011

Tidak sempurna.

Picture from; okpainting.com






Saya menemui chen sedang membenahi tanaman di kebun kecilnya.Ia menggunting beberapa dahan, dan membereskan daun daun yang berserakan. Chen tersenyum melihat saya. katanya,"Dulu, kebun saya sangat rapi dan sempurna, seperti dimajalah majalah, sekarang, saya capek terus menerus merapikan," Ia tersenyum lalu duduk dikursi kebunnya, menarik napas panjang dan meneruskan, "dulu saya seorang perfeksionis. Semua harus terlihat sempurna seperti di majalah majalah. Mulai dari berpakaian , berdandan, rumah, kebun, bahkan orang orang disekeliling saya harus tampak serasi dan sempurna. Saya tidak tahan melihat ada yang kurang asri, pasti saya tegur, dan perbaiki menurut standar keindahan dan standar artistik.Jika berpergian, saya hanya akan pergi di kelas bisnis, hanya menginap dihotel terbaik, dan kendaraan yang membawa saya, harus berkilat, bersih tidak boleh kotor sedikitpun. Saya akan mengernyitkan kening melihat anak bermain lumpur, atau mengotori dinding, saya akan berteriak bila ada yang masuk kedalam rumah tanpa membuka sepaunya diteras.saya mau lantai saya bersih, berkilau, maka saya sering menggosoknya setiap hari."



Ia tersenyum lagi mengingat ingat masa lalunya, dan melanjutkan, "Tapi kemudian saya merasa capek, lelah membetulkan segala sesuatu, terutama membetulkan diri saya sendiri, tampil sempurna ternyata menyengsarakan saya. Saya melewatkan banyak kesenangan hanya demi mengejar kesempurnaan. Saya mulai mengijinkan anak anak mencoret coret sesuka hati mereka, saya belajar toleransi jika orang tampil kurang sempurna menurut standar saya, saya membesarkan hati menerima ketidak sempurnaan yang ada,... after all, mana ada yang sempurna didunia... ya kan?" Saya mengangguk mengiyakan.



Chen melanjutkan, "Ternyata, tidak sempurna membawa kebahagiaan tersendiri, saya jadi lebih toleransi terhadap segala sesuatu dan orang lain, saya jadi lebih sabar menghadapi yang kurang sempurna, saya bisa menikmati alam apa adanya,... tanpa harus membetulkan sesuatu atau mencari cari kesalahan kecil,...saya pikir, betul juga, keindahan itu terletak pada ketidak sempurnaan, ...." Chen tertawa kecil, lalu mengajak saya masuk kedalam rumah.



Jumat, 23 September 2011

The journey of the soul.

Picture from; Johnofgodbrazil.


"We all are trying to use illness to learn something that is unique to our particular situation. Whatever happen , it is not about the healing,

the phenomenon, or the healer, it is a shift that happens to us

internally, spiritually or psychologically.

Perhaps, the real heart within us is not just a pump,

perhaps the real heart within us is about faith and love,

perhaps the physical body is not who we really are,

perhaps we are these invisible souls walking around,

and the body is just an instrument to metaphor for

something we are trying to learn."


(Dr Jeff Rediger on Oprah )

Selasa, 20 September 2011

Untuk menjadi lebih baik.

Picture from; Gettyimages.




Setiap orang ingin menjadi lebih baik. Dan untuk menjadi lebih baik, seseorang harus berkembang.


Rabbi Irwan Kula mengajarkan 3 cara untuk mengembangkan diri sendiri . Mengembangkan pikiran, mengembangkan hati, dan mengembangkan tangan.


Mengembangkan pikiran; Pelajari sesuatu yang baru tentang dirimu sendiri, setiap hari. Belajar dari kritik orang tentang dirimu, terutama dari mereka yang tidak menyukaimu, akan meningkatkan kesadaranmu akan dirimu sendiri. Terima saja apa kata orang orang tentang keburukanmu, pikirkan, dan perbaiki.


Mengembangkan hati; Cari 10 hal yang bisa engkau syukuri setiap hari.


Mengembangkan tangan; Lakukan kebaikan setiap hari .


Melakukan ketiga hal tersebut setiap hari akan melatih dirimu menjadi lebih baik dan berkembang.


Semakin banyak latihan, semakin baik jadinya.




"Everytime you don't follow your inner guide, you feel loss of energy, loss of power, a sense of spiritual deadness."


(Rabbi Irwin Kula)


Ketergantungan.

Picture from; Wikimediacommons.


"May we exist like a lotus

at home in the muddy water

thus we bow to life as it is."

(Ezra Bayda)


Ketergantungan. Mendengar kata itu langsung teringat ketergantungan akan narkoba. ketergantungan obat obatan. dll.

Ketergantungan berati tidak bisa hidup tanpa. Atau hanya bisa merasa bahagia apabila mendapatkan . Coba lihat dalam hidup kita sendiri. Ternyata banyak ketergantungan dalam hidup kita tanpa kita sadari. Ketergantungan akan sukses. Kita mengejar sukses seakan akan hanya kalau sukseslah kita bahagia.

Ketergantungan akan kesehatan. Dalam pikiran kita, kita hanya bahagia bila kita sehat. Makanya, jika kita sakit, kita akan merasa tidak bahagia, merasa marah dengan kondisi kita.

Ketergantungan akan pekerjaan, mobil, rumah, lingkungan, dll dll.

Juga, ketergantungan kita pada seseorang. Kita berpikir bahwa hanya orang itulah yang bisa membuat kita bahagia. Tanpa orang tersebut, hidup kita sia sia.

Bahkan ketika kita melihat kenyataan bahwa orang tersebut tidak bisa memberikan yang kita inginkan, dalam hati kita tetap percaya bahwa satu hari, orang tersebut bisa memberikan apa yang kita inginkan.

Padahal, tidak akan! Cuma, kita saja yang tidak mau keluar dari pemikiran kita yang menyengsarakan. Kita merasa nyaman dengan pemikiran yang membuat kita susah hati tersebut. Karena disitulah letak ketergantungan kita, Disitulah awal kesengsaraan kita.

Kita harus mengakui dengan hati yang jernih, bahwa itu adalah ketergantungan. Itu adalah langkah pertama.

Langkah selanjutnya adalah mengakui bahwa ketergantungan ini adalah penjara yang membelenggu jiwa kita. Untuk bisa bahagia, kita harus bisa keluar dari penjara ini.

Akan banyak sakit hati dan kecewa untuk menempuh jalan keluar dari belenggu ini. Tapi sekali kita melangkah, berarti kita melangkah ke arah kebebasan yang sebenar benarnya.



Senin, 19 September 2011

Memaafkan dan kebebasan.

Picture from; Booksby Mandela.


Bill Clinton menceritakan kisah tentang Mandela ini, pada bukunya,

'How to let go the unresolved conflict'.

Seluruh dunia memandang dengan takjub ketika peristiwa bersejarah terjadi di Afrika Selatan. Mandela keluar dari sel penjaranya dengan tenang, gagah dan berwibawa. Dalam hati, saya sering bertanya tanya, bagaimana perasaannya setelah 27 tahun berada dalam penjara?

Lama setelah itu, saya mempunyai kesempatan untuk menanyakan hal tersebut kepada beliau. Apakah beliau masih menyimpan kemarahan bila mengingat semua kekerasan, penghinaan, dan penganiayaan yang dilakukan lawan lawan politik beliau selama beliau dalam penjara?


Beliau menjawab, " Ya, memang ada rasa marah, dan ada rasa takut, karena kehilangan kebebasan sekian lama,akan tetapi, ketika saya telah melangkahkan kaki saya keluar dari penjara, dan tetap memendam amarah pada mereka, itu berarti bahwa saya mesih terpenjara oleh mereka. karena saya ingin benar benar bebas seutuhnya, maka saya tinggalkan amarah itu dibelakang, dan memaafkan semua yang terjadi..... ..." Jawab beliau dengan tersenyum.

Sebuah jawaban yang mencerminkan kebesaran jiwa yang mengerti tentang hubungan antara memaafkan dan kebebasan.


Kemarahan ada didalam diri kita sendiri, bukan pada orang lain yang membuat kita marah. Orang lain itu hanya penyebab . Tapi kita memilih sendiri, marah atau tidak.




Gembok dan kunci.

Picture from; Warehousestock.com




Setiap guru yang memberikan ujian kepada murid muridnya pasti sudah mempunyai jawaban atas segala macam soal yang diberikannya. Tidak mungkin ada guru yang memberikan soal ujian tanpa punya jawabannya.


Demikian juga, setiap pabrik gembok, pasti membuat anak kunci utnuk setiap gembok yang dibuatnya. Biarpun setiap gembok mempunyai anak kunci yang ber beda beda, tapi semua gembok pasti mempunyai kuncinya. Tidak mungkin ada gembok yang dibuat tanpa kunci untuk membukanya.


Demikian juga ketika Semesta menyediakan berbagai macam persoalan dan ujian dalam kehidupan kita, maka Semesta pasti sudah mempunyai jalan keluarnya. Asal kita cukup bersabar, tidak putus asa, dan tidak selalu mengeluh, maka tiap ujian dan persoalan pasti ada jalan keluarnya.


Seperti juga seorang guru, tidak mungkin memberikan ujian kelas enam kepada murid kelas satu. Maka persoalan pasti disesuaikan dengan kekuatan kita. Tidak mungkin persoalan dan ujian melebihi kemampuan kita.


jadi, setiap menghadapi ujian dan persoalan, ingatlah, bahwa tiap gembok pasti ada kuncinya, tiap soal ujian pasti ada jawabannya.





Jumat, 16 September 2011

Setiap kesusahan ada penghiburannya masing masing.


Picture from; Gettyimages.



Ketika ibunya meninggal, selain merasa sedih, chen merasa kerepotan dengan segala urusan kematian dan pemakaman. Energinya yang telah terkuras menunggui ibunya selama sakit. Ketika itu, chen merasa lelah sekali. Tidak disangka tidak diduga,banyak sekali tetangga dan teman yang tiba tiba datang memberi bantuan. Bantuan datang begitu banyak dari segala penjuru. Mereka membantu apa saja, mulai dari menghibur, bantuan tenaga, bantuan materi, bantuan moril, dll dll. Semua mereka lakukan dengan suka cita, dan tanpa pamrih. Banyak yang rela bergadang menunggui jenazah almarhum. Bantuan tidak berhenti ketika pemakaman selesai, mereka masih menawarkan bantuan membersihkan rumah, mengadakan selamatan 3 hari, 7 hari, 40 hari, dll dll.

Chen bilang, ia sangat bersyukur akan begitu banyaknya bantuan, bahkan dari orang orang yang tidak ia kenal. Ia bilang, tidak bisa membayangkan harus mengerjakan itu semua sendirian. Sungguh suatu berkah yang tidak diduga.



Pada setiap kesusahan pasti ada penghiburan. Pada setiap pintu tetutup pasti ada jendela yang terbuka. pada setiap kegelapan pasti ada secercah cahaya.

Kita perlu berhati besar dan punya rasa syukur untuk bisa mengenali setiap cahaya yang masuk. Pandangan kita jangan hanya terpaku pada pintu yang tertutup rapat dan meratapinya, pandang sekeliling, maka kita akan mendapati bahwa ada jendela yang terbuka untuk kita.



Jangan pula kita cuma mengutuki kegelapan yang menyelimuti kita, lebih baik menyalakan lilin untuk menerangi kegelapan.

Asal kita mau mengangkat pandangan kita dari kesusahan yang kita hadapi, kita akan melihat seberkas cahaya. Tidak ada kesusahan yang tidak berkesudahan. Setiap kesusahan ada penghiburannya masing masing.

Every cloud has a silver lining.



Kamis, 15 September 2011

Tidak ada 'Kebetulan'.

Picture from;Gettyimages.

Bayangkan. Kita sedang mengalami pecah ban dijalan, dan mengalami kesulitan mengganti ban, tiba tiba, muncul seorang kawan lama yang lewat dan menawarkan bantuan. Kebetulan?
Kita sedang repot memasak untuk pesta, tiba tiba kita ingat, lupa membeli telur dan tidak sempat untuk pergi ketoko, tiba tiba ada ketukan dipintu, seorang tetangga membawakan telur dari peternakannya. Kebetulan?
Tidak ada kebetulan didalam hidup. Semua saling terhubung satu sama lain. Kebetulan adalah pada saat keinginan kita sama dengan keinginan Semesta.
Kesulitan adalah tanda bahwa keinginan kita bertentangan dengan Semesta.

Banyak orang ngotot pada pendirian dan keinginannya. Bersusah payah mendapatkan sesuatu yang ada dalam pikirannya. Menurut saya pribadi sih, jika sudah dua atau tiga kali mencoba. dan terus gagal, itu berarti Semesta tidak setuju dengan pilihan anda. Mungkin nanti, tapi tidak sekarang.
Kenapa? Kita tidak pernah tau kenapa nya sekarang, suatu hari nanti, entah kapan, dalam perjalanan hidup kita, dan kita melihat kebelakang, semua akan  menjadi jelas,... oooo, waktu itu saya tidak bisa mendapatkan tiket dan hotel ke bali karena ternyata saya disuruh pergi ketempat lain, karena ternyata ditempat lain itu, ada orang yang membutuhkan pertolongan saya.....dll dll.

Pengalaman adalah guru yang buruk. Ia memberikan ujiannya sekarang, dan penjelasannya nanti.
Demikian pula dengan semua hal yang mengecewakan, kegagalan, dll, sekarang kita kecewa dan bersusah hati, nanti barulah kita mengerti.
Contoh yang paling banyak diceritakan adalah orang yang ketinggalan bis nya, dan tidak bisa melanjutkan perjalannya, sehingga terpaksa bermalam. Ia besungut sungut sepanjang malam, marah marah, kecewa, dll, keesokan harinya ia mendapat berita bahwa bis yang terlewat itu masuk jurang, dan semua penumpangnya meninggal. Pada saat itu ia bersyukur bahwa ia terlambat naik ke bis tersebut.Tidak ada kebetulan. Yang ada adalah Semesta menunjukkan suatu pesan kepada kita. Dan, tergantung kepekaan hati kita untuk bisa membaca pesan itu.

"Coincidence is God's way of remaining anonymous"
Albert Einstein.


Rabu, 14 September 2011

Perang melawan diri sendiri.

Picture from; Gettyimages.

Perang. Dimana mana sepanjang masa selalu terjadi perang. Tetapi, perang yang terbesar dan tak pernah berhenti adalah perang melawan diri kita sendiri, didalam pikiran kita sendiri.  Musuh yang paling susah ditaklukan adalah diri sendiri.

Setiap saat kita dibayangi rasa khawatir, cemas, takut akan macam macam hal didalam pikiran kita, sebagian besar bahkan tak akan pernah terjadi.
Setiap saat kita banyak ingin, mata ingin selalu melihat yang indah indah, hidung selalu ingin yang serba wangi, mulut selalu ingin mencari yang enak dan lezat, telinga hanya mau mendengar yang serba merdu, pikiran mengembara kemana mana tidak dapat dikendalikan. Bukankah itu peperangan yang terjadi didalam pikiran kita setiap saat?

Perang dapat diakhiri dengan damai. Demikian pula peperangan didalam diri kita bisa diakhiri, asal kita mau berdamai dengan diri sendiri.
Berdamai dengan diri sendiri adalah dengan menjaga hati supaya tenang dan damai sehingga tidak mudah digoyahkan oleh macam macam pemikiran dan keinginan.
Hati yang tidak tenang adalah seumpama air yang keruh bercampur lumpur. Diamkan air sementara waktu, maka lumpur akan mengendap, dan air bening akan muncul dipermukaan. Mendiamkan hati adalah dengan kesadaran.
Kesadaran bisa dengan meditasi duduk ataupun meditasi berjalan.
Setelah beberapa saat, macam macam pemikiran dan keinginan akan mengendap, hati menjadi bening, perasaan menjadi damai.

Seperti juga orang menanam pohon, dimulai dari menabur benih, dirawat setiap hari, memakan waktu yang lama baru bisa menuai hasilnya, atau memetik buahnya. Demikian juga dengan kesadaran.
Dimulai dengan banyak menanam benih kebaikan,mengairinya dengan kesabaran dan kasih sayang,  mencabut rumput rumput keinginan, ketamakan, dan emosi, serta memberi pupuk budi baik dan kebijakan,lama sesudahnya, barulah kita bisa memetik hasilnya, yaitu kebahagiaan.

Selasa, 13 September 2011

Perjalanan menemui pikiran.

Picture from; Chinesepaintings.com.

Orang banyak cenderung membandingkan
tidak bisa menerima
tidak menghargai apa yang dimiliki
pikiran penuh dengan "tidak cukup"
"tidak punya"
"tidak cukup punya"
Hidup dipenuhi "tetapi......"
hidup ini indah, tetapi.........
Kalau ada sepuluh hal penting,
yang sembilan sudah dimiliki,
fokus kebanyakan pikiran hanya pada satu hal yang kurang saja
maka rasa kurang itu akan membesar dan menelan kita,
kalau rasa cemas diikuti,
ia akan menjadi tuan yang memerintah hidup kita,
kalau ditolak,
rasa cemas akan membesar menjadi 'musuh'
sapa rasa cemas, sapa rasa takut,...haloo cemas, haloo takut,...
transformasikan semua rasa dalam meditasi dan kesadaran,
itulah pertemuan dengan pikiran sendiri.
(Yongey Mingyur Rinpoche)

Terpenting.

Picture from; Gettyimages.

Kapan waktu terpenting?
Siapakah orang terpenting?
Apakah perbuatan terpenting?

Waktu terpenting adakah sekarang,
Orang terpenting adalah orang terdekat,
Perbuatan terpenting adalah memberi kebahagiaan
bagi orang orang disekelilingmu.
(Thich Nhat Hanh, the miracle of mindfulness)

Pencapain tertinggi bukanlah keberhasilan,
Tetapi berani menghadapi kenyataan.
(Victor Frankl)

To be free.

Picture from; travelindonesia.com

To study the Buddha way
Is to study the self
To study the self
Is to forget the self
To forget the self
Is to be enlightened in everything
To be enlightened in everything is to be free from our own body and mind
And the body and mind of others.

Sabtu, 10 September 2011

Anak anak jalanan.

Picture from; community.com

Kita bertemu mereka disetiap sudut jalan. Kita melewati mereka dengan kecepatan tinggi, hanya supaya kita tidak usah memerhatikan mereka, jadi kita melewatkan memikirkan mereka. Ataupun, bila kita terpaksa berpapasan dengan mereka,  kita mengibaskan tangan, dan menolak menatap mata mereka. Kita tidak ingin merasakan mereka, karena merasakan mereka adalah merasakan kepedihan. Dan kita tidak mau merasa pedih, kita mau merasa senang senang saja.

Pengemis dan anak anak jalanan kita jumpai setiap hari, disetiap sudut kota, ya, disudut sudut , karena mereka adalah penghuni sudut sudut kota yang gelap. Cobalah tatap mata mereka sekali sekali, pandang dalam dalam jendela hati mereka, rasakan kepedihan hidup mereka, rasakan kemarahan karena mereka terpinggirkan, bukan karena pilihan mereka, melainkan karena memang keadaaannya begitu.
Jangan cuma melihat tangan mereka yang meminta, sapa mereka, paling tidak, tanya keadaan mereka, mereka akan menyediakan daftar keluhan panjang, yang tidak ingin kita dengarkan. Buat apa menambah kesusahan, ya, kesusahan kita sendiri sudah cukup banyak, buat apa menambah kesulitan lain.
Tapi lihat mereka sebagai kesempatan untuk menolong, kesempatan untuk memberi, kalau mereka tidak ada, dan kita mau memberi, kepada siapa harus memberi?

Saya jarang memberikan mereka uang. Dimobil atau di dalam tas selalu saya sediakan permen permen kecil atau cokelat cokelat kecil yang bisa saya berikan begitu mereka menadahkan tangan, karena saya tau, uang pemberian kita hanya akan berakhir ditangan para bos bos mereka, dan digunakan bukan untuk kepentingan mereka. Dimata para bos, mereka cuma alat, bukan nama. Paling tidak, mereka bisa menikmati sesuatu yang manis, ditengah kehidupan pahit mereka.
Kadang, ketika baru membawa pulang makanan atau buah buahan saya berikan mereka apa yang saya beli, dan menikmati riuh kegirangan mereka.
Saya berikan mereka buku dan alat tulis, tanpa perlu bertanya apakah mereka perlu atau tidak, saya berharap buku dan alat tulis bisa menaikkan kerinduan mereka akan pendidikan.
Saya sempatkan bertanya, apakah mereka sekolah, dimana rumah mereka, dimana orang tua mereka, dan pertanyaan pertanyaan semacam itu, mencairkan suasana, membuat mereka dihargai sebagai manusia juga yang patut diajak bicara, bukan tangan yang meminta semata. Paling tidak, kalau saya terburu buru, saya berikan sambil melempar senyum, dan bilang, ini, ini, dibagi bagi ya, sama kawan kawan lain,......
Kita semua terhubung satu sama lain, hari ini mereka ada disudut jalan, hidup tidak pasti, bisa saja esok hari, kita yang berada ditempat mereka, bisa saja tangan kita yang meminta. Lagi pula, bukankah kita selalu meminta minta? Lalu apa bedanya kita dengan mereka?

Luangkan waktu, lihatlah kedalam mata mereka, sapa mereka, tolong mereka, berikan setiap kali mereka minta, tidak usah memikirkan pemberian itu akan digunakan buat apa, itu urusan mereka. Urusan kita adalah memberi sedikit perhatian dan kesenangan, kalau kita tidak bisa memberi mereka perlindungan ataupun tempat tinggal, apalagi pendidikan.
Sebut mereka dalam setiap doa, jangan hanya mendoakan diri sendiri atau keluarga saja, mereka juga anak anak saudara kita yang kurang beruntung.
Kita yang beruntung diberi keleluasaan sudah sepatutnya memberikan rejaki kita kepada mereka. karena rejeki kita bukanlah hak kita sepenuhnya, ada hak hak mereka juga dalam setiap rejaki yang kita nikmati.
Rejeki kita adalah titipan, hari ini dititipkan kepada kita, mana tau besok diberikan kepada mereka? Mungkin tidak dalam kehidupan ini, tapi siapa tau dalam kehidupan berikutnya?