Rabu, 14 September 2011

Perang melawan diri sendiri.

Picture from; Gettyimages.

Perang. Dimana mana sepanjang masa selalu terjadi perang. Tetapi, perang yang terbesar dan tak pernah berhenti adalah perang melawan diri kita sendiri, didalam pikiran kita sendiri.  Musuh yang paling susah ditaklukan adalah diri sendiri.

Setiap saat kita dibayangi rasa khawatir, cemas, takut akan macam macam hal didalam pikiran kita, sebagian besar bahkan tak akan pernah terjadi.
Setiap saat kita banyak ingin, mata ingin selalu melihat yang indah indah, hidung selalu ingin yang serba wangi, mulut selalu ingin mencari yang enak dan lezat, telinga hanya mau mendengar yang serba merdu, pikiran mengembara kemana mana tidak dapat dikendalikan. Bukankah itu peperangan yang terjadi didalam pikiran kita setiap saat?

Perang dapat diakhiri dengan damai. Demikian pula peperangan didalam diri kita bisa diakhiri, asal kita mau berdamai dengan diri sendiri.
Berdamai dengan diri sendiri adalah dengan menjaga hati supaya tenang dan damai sehingga tidak mudah digoyahkan oleh macam macam pemikiran dan keinginan.
Hati yang tidak tenang adalah seumpama air yang keruh bercampur lumpur. Diamkan air sementara waktu, maka lumpur akan mengendap, dan air bening akan muncul dipermukaan. Mendiamkan hati adalah dengan kesadaran.
Kesadaran bisa dengan meditasi duduk ataupun meditasi berjalan.
Setelah beberapa saat, macam macam pemikiran dan keinginan akan mengendap, hati menjadi bening, perasaan menjadi damai.

Seperti juga orang menanam pohon, dimulai dari menabur benih, dirawat setiap hari, memakan waktu yang lama baru bisa menuai hasilnya, atau memetik buahnya. Demikian juga dengan kesadaran.
Dimulai dengan banyak menanam benih kebaikan,mengairinya dengan kesabaran dan kasih sayang,  mencabut rumput rumput keinginan, ketamakan, dan emosi, serta memberi pupuk budi baik dan kebijakan,lama sesudahnya, barulah kita bisa memetik hasilnya, yaitu kebahagiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar