Jumat, 12 Agustus 2011

Lumpur.

Picture from; Gettyimages.


Seorang teman berkata, ' saya sangat mengasihinya, begitu memperhatikan dia, tapi dia membuat saya kecewa....' Hidup seperti air mengalir, kadang melewati batu batuan, kadang naik, kadang turun. Begitu juga dengan hubungan, ada saat sangat mengasihi, ada saat kecewa, ada saat membenci. Jangan memutuskan hubungan pada saat kecewa dan benci, karena hidup akan masih terus mengalir seperti air.

Hazrat Inayat Khan berkata, jika kita menghendaki air yang jernih dan bening, kita harus menggali tanah lebih dalam. Kadang, dalam menggali itu, kita kecewa, karena yang keluar bukannya air yang bening, melainkan lumpur yang kotor. Kita tidak boleh berhenti disitu. Kita harus tetap menggali, karena setelah melewati lapisan lumpur yang kotor itu, kemungkinan besar kita akan menemukan air yang bening.

Bagaimana jika tidak menemukan air yang bening? Kita tetap menggali, karena kita punya harapan. Kita tidak tau apa yang akan terjadi didepan. Kita patut berusaha sekuat tenaga. Berusaha dengan penuh sabar, sampai menemukan air yang bening.Kalaupun tidak menemukan air yang bening sepeerti yang kita harapkan, paling tidak kita sudah berusaha dan belajar memperpanjang sabar. Dan air itu pasti akan ditemukan, cuma, bening atau kurang bening, tergantung cara kita mensyukurinya.

Teman itu berkata lagi, 'tapi saya sudah memberikan sepenuh diri dan waktu saya untuknya, coba lihat apa yang saya dapat sebagai balasan darinya,... sungguh membuat saya kecewa....'

Memberikan sebuah apel dan mengharapkan dua apel sebagai balasannya bukanlah mengasihi, tapi mencari keuntungan, atau bisnis. Mengasihi adalah memberi dan tak berharap kembali. Mengasihi adalah berkorban. Dan berkorban berarti melupakan diri sendiri.

Melupakan diri sendiri adalah mensyukuri apa yang ada, bukannya mengharapkan apa yang tidak ada. Bukannya mengharapkan kasih sayang seperti di filem filem atau drama. Kita mensyukuri saja apa yang kita punya, bukan yang kita inginkan. Dengan demikian kita belajar mengurangi ego, dan mengedepankan syukur.

Kita akan lebih bahagia apabila kita bisa mensyukuri apa yang kita punyai, bukan apa yang kita inginkan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar