Selasa, 16 Agustus 2011

Keseimbangan.

Picture from; Gettyimages.


Hidup adalah tentang keseimbangan. Tapi, keseimbangan buat tiap orang itu berbeda beda. Tidak ada yang sama. Juga, keseimbangan itu berbeda dari waktu ke waktu. Misalnya, pada waktu muda, boleh boleh saja kita punya jadwal hidup padat, dari pagi, kerja, sore, olahraga, dilanjutkan dengan pesta, pulang menjelang pagi, dilanjutkan dengan kerja lagi. Tapi semakin beranjak tua, keseimbangan otomatis berubah, jadwal padat seperti pada waktu masih muda, harus diimbangi dengan istirahat, kalau tidak, bisa sakit.

Sakit, adalah cara badan menyeimbangkan dirinya sendiri. Selain sakit badan, banyak juga orang yang sakit pada badan yang tidak kelihatan. Kecewa, emosi tinggi, marah marah, stress, depresi, ketakutan, benci, dendam,sakit pada pikiran, pada ingatan, adalah beberapa diantaranya.Semua adalah masalah keseimbangan.

Setiap kegiatan selayaknya diimbangi dengan istirahat. Bahkan berpikirpun harus ada waktu istirahatnya. Stress adalah tanda bahwa pikiran minta istirahat untuk menyeimbangkan pikiran.

Untuk menjadi utuh, kita perlu tahu kedua kutub keseimbangan. Untuk itulah kita merasa kecewa, supaya kita tahu bersyukur, kita perlu kalah supaya bisa mensyukuri kemenangan, perlu sakit supaya menghargai kesehatan,perlu kejahatan, supaya bisa menghargai kebaikan,perlu ribut, supaya bisa menghargai ketenangan,perlu gelap, supaya bisa menghargai terang, perlu hujan, supaya bisa mensyukuri panas, dll dll. semua hal yang terjadi pada hidup kita memang kita perlukan untuk keseimbangan diri kita sendiri.Semua diberikan Semesta supaya kita mengerti kedua kutub kehidupan, dan menjadikan kita manusia yang utuh dan seimbang.

Masalahnya, kita ingin semua baik, tanpa ada yang jahat, ingin semua sehat, tanpa ada sakit, ingin semua sukses tanpa ada yang gagal, padahal semua diperlukan untuk menjaga keseimbangan. Kita ingin jalan pintas, cepat cepat menghilangkan apa apa yang kita tidak suka, padahal, itulah yang sebenarnya kita perlukan. Dalam bahasa Khalil Gibran, semua yang kita tidak sukai, itulah guru sejati kita. Dari situlah kita belajar menjadi seimbang. Menjadi utuh.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar