'Anggap saja arogan adalah penyakit' kata umi suatu ketika, 'penyakit yang menyakitkan bagi orang orang sekelilingnya' kata umi lagi, ketika aku mengeluhkan seorang kenalan yang selalu merasa benar, meskipun kelakuannya jauh dari pantas, selalu terlambat, selalu senang membuat orang lain menunggunya,selalu mencari kesalahan orang , begitu aku mengeluh kepada umi.
'Arogan itu selalu menganggap dirinya yang paling benar,selalu ingin dihormati, dipuji, diperhatikan,menganggap orang lain selalu satu tingkat dibawahnya, entah tidak sebaik dirinya, tidak sepandai dirinya, tidak sekaya dirinya, pokoknya dalam pandangannya, dialah yang terbaik, makanya, biasanya orang yang arogan selalu tak pernah tepat waktu, ia senang membiarkan orang lain menunggu, ia menganggap orang lain pantas menunggunya, meskipun demikian,.....orang yang arogan pantas dikasihani, karena sebenarnya itu semua adalah topeng yang ia pakai untuk menutupi dirinya yang rapuh, sebenarnya ia penuh dengan macam macam ketakutan,makanya ia menutup diri, memasang tembok tinggi antara dirinya dengan orang lain, agar orang lain tidak dapat memasuki kehidupannya , tapi dengan demikian, ia juga tidak dapat keluar, ia tetap didalam dengan pemikirannya sendiri. Meskipun ia bercerita tentang banyak teman temannya, tentang prestasinya dan kemenangannya, tapi sebenarnya, ia sangat kesepian, sendirian,... kasihan bukan? Umi setengah bertanya setengah menjawabku. '
'Kamu tidak bisa berbuat apa apa baginya,lebih baik menjaga jarak dengannya bila kamu tidak mau lebih banyak disakiti,... kita cuma bisa berharap, satu saat ia akan melihat, betapa ia menyakiti banyak orang, betapa ia pucat dan rapuh tanpa topeng, betapa tembok tinggi yang ia bangun untuk melindungi dirinya, sebenarnya memisahkan dia dari kehidupan nyata,.... betapa sebenarnya ia cuma hidup dalam mimpi mimpinya yang ia percayai sebagai kenyataan,...kita berharap, ketika saat itu datang, ia akan menyadari bahwa tidak ada ilusi bahwa ia lebih tinggi, lebih baik, lebih pintar, lebih cantik, lebih kaya dan macam macam kelebihan.... kita semua sama,... apa yang kita punya semua cuma pinjaman sementara, cuma titipan,....' Umi tersenyum mengakhiri kata katanya, dan menyuruhku pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar