*
*
Sadar atau tidak, kita semua memelihara kambing hitam.
Jika ada yang ditanya,
'mengapa kamu terlambat?' "Macet..."
'mengapa mencuri?' "orang lain juga mencuri..."
'mengapa bercerai?' "pasangan saya selingkuh sih..."
'mengapa marah?' "ndak tau,... kemasukan setan kali,..."
'mengapa anak nakal?' " bergaul dengan teman2 yang tidak baik.."
dll dll dll.
Macam macam kambing hitam yang kita pelihara,
mulai dari yang kelihatan, seperti pasangan, anak, teman,
sampai yang tidak kelihatan, seperti, macet, godaan, sampai
dengan setan.
Kambing hitam, adalah sesuatu yang salah, kecuali
diri kita sendiri.
.
Mengapa banyak orang memelihara kambing hitam?
Mungkin, karena lebih mudah memelihara
kambing hitam daripada menaklukkan diri sendiri.
Memelihara kambing hitam sangat mudah,
tinggal memberinya makan setiap waktu, hiduplah dia.
Seorang Indian berkata, ' Didalam diriku hidup dua ekor
serigala, hitam dan putih, yang selalu berkelahi.'
Temannya bertanya," Yang mana yang selalu menang?"
'Yang selalu kuberi makan.'
Memelihara kambing hitam, serupa memelihara serigala
didalam diri.
Setiap dituruti keinginannya,adalah memberinya makan,
memberinya kesempatan untuk berkembang.
Jika terbiasa menuruti emosi, menuruti ego, maka
itulah yang berkembang.
Sedangkan menaklukkan diri sendiri memerlukan
niat yang kuat, disiplin tinggi, dan waktu seumur hidup.
Hal yang terasa sangat sukar dan tidak menyenangkan.
Thich Nhat Hanh menulis,
Jika kita menanam sayuran, dan ternyata sayuran itu
tidak tumbuh seperti yang kita harapkan,
kita 'kan tidak menyalahkan sayur itu.
Kita berusaha memberinya pupuk, menaruhnya
disinar matahari, menyiraminya, dll dll.
Kita tidak mencari kambing hitam.
Kita berusaha untuk mencari solusinya, mencari
jawabannya, berusaha mengerti, dan memperbaiki.
Dengan selalu berusaha memperbaiki diri,
kita mengurangi populasi kambing hitam didalam diri.
Dengan mengakui kesalahan dan mengerti sebabnya,
kita belajar rendah hati.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar