Jumat, 25 Februari 2011

3 pemberitahuan.

Picture; From Gettyimages.
*
*
Seorang resi yang sering bertapa dipuncak puncak
gunung tertinggi, berteman baik dengan malaikat
penyabut nyawa.
Ia berkata kepada teman nya itu, sang malaikat
penyabut nyawa;
"Aku telah sering melihatmu mengambil nyawa
banyak orang dengan tiba tiba, mengingat hubungan
baik kita, maukah engkau berbaik hati kepadaku,
dengan memberitahukan kepadaku terlebih dahulu
apabila engkau hendak mengambil nyawaku, atau,
kirimkanlah pemberitahuan terlebih dulu, supaya aku dapat
ber siap siap sebelumnya...."
Malaikat penyabut nyawa memandang sang resi,
lalu mengangguk setuju.
Belasan tahun berlalu, satu waktu malaikat itupun datang
kepada sang resi untuk mengambil nyawanya.
Sang resi bertanya; "Bukankah engkau sudah berjanji,
apabila hendak mengambil nyawaku, engkau akan
memberitahukannya terlebih dulu kepadaku?"
'Ya' Kata malaikat .
"Lalu , mengapa engkau datang tiba tiba
tanpa utusan, pemberitahuan terlebih dulu?" tanya-
resi heran.
Malaikat berkata; ' Aku sudah mengirimkan
3 pemberitahuan kepadamu lama sebelumnya,
pertama, rambut yang memutih,
kedua, gigi yang mulai tanggal,
ketiga, punggung yang membungkuk,
maka, marilah ikut denganku....'
(Sufi Wisdom)
.

Kamis, 24 Februari 2011

Cermin.

Picture; From Gettyimages.
*
*
Dua ekor kera masuk ke sebuah rumah dipinggir hutan
mau mencari makanan.
Begitu masuk, mereka bertemu sebuah cermin besar.
Kera pertama melihat kedalam cermin, dan melihat
seekor kera didalam cermin.
Ia terkejut, dan segera ber teriak teriak marah.
Kera didalam cermin juga terkejut dan berteriak teriak
marah yang sama.
Kera pertama menjadi takut, dan segera berlari keluar.
.
Kera kedua yang berhadapan dengan cermin, juga
menjumpai seekor kera lainnya.
Ia menyeringai kearah kera didalam cermin,
dan mengulurkan tangan.
Kera didalam cermin melakukan hal yang sama.
Ia berpendapat, ah, ternyata kera didalam cermin
ramah juga,...
Maka ia melanjutkan masuk kedalam rumah,
dan segera menemukan makanannya.
.
Hidup kita serupa cermin kita.
Apabila kita berlaku ramah terhadap hidup,
maka hidup juga akan berlaku ramah kepada kita.
Sebaliknya, apabila kita bersikap keras,
maka hidup juga akan keras kepada kita.

Selasa, 22 Februari 2011

My religion is Love.

Picture; From Gettyimages.
*
*
L O V E
.
Dear God,
This is my simple religion,
No need for temple,
No need for complicated philosophy,
Our own brain,
Our own heart,
Is our temple,
The philosophy is kindness.
.
(H H Dalai Lama.)

Harmony.

Picture; From my paintings.
*
*
Dalam semesta ini, ada yang cantik, karena ada yang buruk,
Ada yang baik, karena ada yang jelek.
.
Maka, punya ataupun tidak punya, semua berasal
dari Yang Memberi,
Susah dan mudah, harus sama dihargai,
Panjang dan pendek saling melengkapi,
Tinggi dan rendah tumbuh ber sama sama,
Suara dan bunyi sama indahnya,
Siang dan malam, saling berganti,
Depan dan belakang, saling mengikuti,
Gelap dan terang saling mengisi.
.
Maka dari itu,
yang bijak memilih mengamati saja,
Semesta terbit dan tenggelam tanpa henti,
mencipta, tanpa memiliki,
Bekerja, tanpa perlu hasil,
Menyelesaikan pekerjaan sebaik baiknya,
lalu melupakannya,
Tidak memikirkan keuntungan,
Tidak memikirkan diri sendiri,
Hanya memberi, dan terus memberi,
Tanpa batas, tanpa minta kembali.
yang bijak mengerti,
keselarasan. itulah yang abadi.
*
Tao Te Ching, chapter 2.

Jumat, 18 Februari 2011

Thank You.

Picture; From gettyimages.
*
*
The law of abundance is a two step process;
Giving and say thank you.
Receiving and say thank you.
Giving is an opportunity to love.
It applies to giving attention, smile, money,
time, energy, effort, support, love, patience, hope,
kindness, emails, sms, etc.
When we give, the Universe give back to us, multiplied.
Try to say 'thank you' for a week.
Put up a sign in big letters ,
THANK YOU
and say 'thank you' from the moment we got up
in the morning untill night.
Say 'thank you' for everything,
say it no matter what happens,
always find something to thank about.
Repeat this for a week, or more,
and see the magic of those two little words.
THANK YOU.

Menularkan kebaikan.

Picture; From Gettyimages.
*
*
Kira kira delapan bulan lalu, orang gila itu datang ke
kompleks perumahan tempat umi tinggal.
Meskipun banyak orang yang menghindari orang gila tersebut-
karena takut akan penampilan dan sorot matanya,
umi tidak takut, bahkan kasihan melihatnya
Setiap hari umi membawakan sebungkus nasi dan sebotol air
untuk orang gila tersebut.
Meskipun tidak waras, ia bisa mengucapkan 'terima kasih',
bahkan umi melihat ia berdoa sebelum menyantap nasi bungkus itu.
Orang gila itu berdiam di emperan pos hansip-
tepat diperempatan jalan yang ramai, karena
disekitar itu,, ada beberapa ruko,
toko, kaki lima, dan rumah makan.
Setiap hari, banyak orang yang menyaksikan umi
menghampiri dan memberikan nasi bungkus untuk orang tersebut.
Setelah beberapa bulan umi melakukan kebiasaannya itu,
umi mulai melihat, ada beberapa orang yang tengah membeli
makanan, sekalian juga membelikan makanan dan minuman
untuk orang gila tersebut.
Lama kelamaan, semakin banyak yang membelikan dan
membawakannya makanan dan minuman.
Umi bilang, ' Sekarang orang gila itu tidak mau lagi makan
makanan yang saya bawakan, karena terlalu sederhana,
orang orang membelikannya nasi goreng, nasi campur,
martabak, pisang goreng, kopi, air mineral,jus,
bahkan kapucino,...' kata umi tersenyum.
*
Kebaikan, seperti juga senyum, itu menular.
Begitu kita melakukannya kepada satu orang,
orang itu akan menularkannya kepada yang lain.
Lakukan kebaikan setiap hari. Lakukan untuk siapa saja.
Kita akan membuat banyak orang bahagia.
Karena bisa memberi adalah kebahagiaan.

Kamis, 17 Februari 2011

In the eyes of a toddler.

Picture; From Gettyimages.
*
*
Hidup yang paling bahagia adalah
hidup penuh kesadaran pada saat ini.
Tidak memikirkan masa lalu, atau apapun yang sudah lewat.
Tidak mencemaskan masa depan ataupun yang akan datang.
Sekarang. Saat ini, adalah hidup yang paling berharga.
Paling membahagiakan.
Tapi bagaimana hidup penuh kesadaran pada saat ini?
Mengucapkannya mudah. Melaksanakannya sukar.
Kata Neil Pasricha, hidup dengan penuh kesadaraan
pada saat ini,adalah hidup seperti waktu kita
berusia 3 tahun.
Karena kita semua pernah berusia 3 tahun,
maka 'anak2' didalam kita masih ada.
Pada waktu itu kita gembira menatap semua yang ada
disekeliling kita untuk pertama kalinya.
Kita takjub memperhatikan keong, siput, cacing,
kucing, awan, bunga, daun, hujan, matahari,'angin, petir,
air,roda berputar, mobil , kereta,
rasa manis, gula gula, permen, rasa asam, pahit,
bentuk kotak, bulat, bundar,
cahaya lampu, cahaya bulan, bintang bintang,
warna merah, biru, hijau, ungu, kuning,
tanah, lumpur, pasir, air keran,
waktu mandi, waktu berjalan jalan, waktu tidur,
bola, musik, jam, kertas, pensil, dll dll.
Kita yang berumur 3 tahun, sibuk memperhatikan,
menikmati, mengaggumi segala yang kita lihat,
bertanya dan mau tahu tentang segala.
Apakah kita masih bisa mengaggumi ,
dan masih penuh rasa ingin tahu tentang semua itusemua itu sekarang?
Kebanyakan tidak. hal hal demikian sudah tidak menarik
perhatian kita lagi.
Kita yang sekarang, terlalu sibuk merencanakan masa depan,
atau menyesali masa lampau.
Bila saja kita mau melihat dunia
dengan pandangan kanak2 kita,
maka kita akan jauh lebih berbahagia.
*
In the eyes of a 3 years child,
life is beautiful,
everything is awesome, precious.
*
Yesterday is history,
Tomorrow is still a mystery,
Today is a gift,
That's why it is called 'Present'.