Umi bilang, "Teman teman banyak yang menyuruh saya berdoa untuk minta. Minta apapun kepada Yang Maha .Apa yang kita inginkan dalam hidup, kita harus minta, nanti, pasti dikabulkan. Kalau tidak hari ini besok besok pasti dikabulkan. Teman teman ada yang minta jabatan, rejeki, anak, cucu, pekerjaan baru, kesembuhan dari penyakit,...kata mereka sih, semua dikabulkan. kata mereka, kalau tidak minta namanya kita sombong, tidak mau merendahkan diri kepada Yang Maha, lha wong kita disuruh minta, disuruh mengetuk pintuNYA, masakan kita tidak mau minta? Tidak mau mengetuk pintuNYA? "
Umi terpekur sebentar, menunduk, lalu melanjutkan; " Kadang, dalam hati umi ada terbersit juga perasaan iri, melihat teman teman mendapatkan apa yang mereka inginkan, tapi, umi lebih memilih untuk ikut bahagia dengan mereka...dan menahan diri untuk tidak meminta." "Bukannya umi sombong, tidak mau minta minta kepada Yang Maha, tapi kok, umi merasa malu,...malu, masak Yang Maha sudah begitu banyak memberi kepada umi , masak umi tidak merasa puas dengan apa yang sudah diberikan? apa yang ada? umi sih, berusaha berdamai dengan keadaan yang sudah diadakan oleh Yang Maha,... kalau tidak cukup, ya umi yang berusaha mencukup cukupi, mengurangi keinginan umi sendiri,...berusaha tidak banyak keinginan,....."
"Kalau ada hal yang tidak cocok dengan keinginan umi, ya umi berusaha menjadikan hal yang tidak umi sukai itu sebagai ujian untuk mengurangi ego umi, merendahkan hati, dan lebih mendekatkan diri kepadaNYA."
"kadang kadang kalau sakit sudah tidak tertahankan, ya umi minta juga,...minta sembuh atau minta kekuatan,...umi juga minta berkat dan minta ampun setiap hari sih,.... tapi, umi risih, malu, kalau sebentar sebentar minta ini dan itu,... rasanya seperti umi tidak tahu terima kasih .....tapi sih, itu tergantung orang nya,.... menurut umi pribadi sih, minta juga baik,... tidak minta juga baik,..." Umi tersenyum.
"Buat umi pribadi, mengetuk pintuNYA adalah mengetuk pintu CintaNYA, meminta kepadaNYA adalah meminta ampunanNYA, minta berkatNYA, bukan urusan urusan materi dan duniawi,..." Umi tersenyum menutup pembicaraan lalu pergi berlalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar